Empat bulan telah berlalu, siswa-siswi kami menjalani proses pembelajaran secara teori di dalam kelas dan praktek langsung sebagai bagian dari pelatihan keterampilan mereka. Waktu yang cukup singkat namun sangat menarik kami lalui di Center.
Para instruktur baru telah direkrut dan dilatih, kurikulum telah disesuaikan, dan siswa-siswi telah difasilitasi dengan seragam baru untuk dikenakan selama pelatihan. Mereka ditempatkan di empat kelas berbeda dan diampu oleh salah satu dari enam Instruktur yang bertanggungjawab untuk setiap kelas yang kami sadari memiliki karakteristiknya masing-masing.
Lalu, seperti apa keseharian kami di Amisewaka-DLCC?
Untuk mengawali dan mengakhiri kegiatan, seluruh siswa dan staff berkumpul di Wantilan guna mengikuti meditasi singkat dan pengarahan/pembekalan.
Siswa-siswi menikmati waktu di Dapur, di mana mereka mendapatkan pelatihan secara langsung mengenai berbagai hal mulai dari pembuatan saus hingga kue. Para siswa juga belajar melayani dan berkomunikasi dengan tamu sebagai persiapan untuk menghadapi tamu di dunia industri nantinya. Selain mengikuti pelatihan di Dapur, mereka juga menghabiskan waktu di kebun untuk belajar tata cara menanam bibit serta membuat pupuk kompos dari sampah dapur, memahami tentang peternakan cacing, dan memanen seluruh hasil perkebunan mulai dari labu hingga kemangi ungu. Dalam kelas wirausaha sosial, siswa melaksanakan kunjungan lapangan menuju pasar lokal untuk mensurvei produk-produk yang sedang laris terjual lalu menganalisis alasannya.
Tujuan kami tidak hanya mencetak generasi muda yang akan mencari pekerjaan di perusahaan namun mencetak generasi yang mampu menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Sesungguhnya, banyak dari mereka berlatar belakang dari keluarga yang memiliki usaha skala kecil dan kami berharap dengan diperolehnya skill baru melalui pelatihan di Amisewaka, mereka dapat membantu usaha keluarga agar menjadi lebih sukses.
Kelas Bahasa Inggris berjalan pelan namun pasti. Faktanya sebagian besar siswa tidak pernah menggunakan Bahasa Inggris sebelumnya dan Bahasa Inggris dasar di sekolah menengahpun tidak cukup membantu. Meskipun demikian, dalam waktu singkat sejak mengikuti pelatihan, mereka telah mendapatkan kepercayaan diri mencoba berkomunikasi dalam Bahasa Inggris serta kini mereka terpantau sibuk melatih keterampilan berbahasa Inggris mereka
Siswa-siswi sangat menikmati belajar teknologi informatika dasar seperti word, excel, dan powerpoint. Projek pertama yang mereka buat adalah CV guna melatih kemampuan mereka dalam pengaplikasian TI yang telah dipelajari – awal yang baik untuk digunakan dalam pengajuan permohonan magang di Perusahaan.
Di penghujung hari, suara gamelan Segara Madu menggema di seluruh sudut kampus, siswa-siswi belajar ritme yang cukup rumit dari musik dan tarian tradisional Bali; tidak menjadi masalah jika mereka pandai atau tidak, namun yang menjadi tujuan adalah untuk menanamkan kebanggaan mereka terhadap budaya mereka sendiri.
Terimakasih kepada seluruh staff kami beserta relasinya, kini seluruh siswa telah ditempatkan di perusahaan bintang 4 dan 5 di Bali Selatan. Semoga mereka membuat kita semua bangga!