Gede Jemi Wijaya – Butiang, Les Village, Tejakula. Jemi tinggal di Butiang, Desa Les, bertempat di pelosok desa dengan lingkungan yang memiliki keterbatasan finansial. Dia lahir di Tobadak, area terpencil di kawasan Mamuju, sebelah selatan Sulawesi. Dia dan keluarganya merupakan pendatang di Sulawesi. Ayah jemi bekerja di Sulawesi sebagai buruh bangunan. Karena penyakit ibu jemi yang berkepanjangan, seluruh keluarga memutuskan untuk kembali ke Bali memulai kehidupan baru di sebuah pulau.
Setelah itu, setelah beberapa tahun pindah ke bali, ayah jemi telah meninggal dunia, meninggalkan seluruh anggota keluarga tanpa ada seseorang yang mencari nafkah.
Sejak itu, ketiga anggota keluarga (Jemi, Ibunya, dan saudara laki-laki) telah hidup dengan kerja keras. Bebrapa tahun kebelakang, saudara laki-laki jemi menikah dan pindah ke daerah/tempat tinggal istrinya: mereka menyebutnya dengan nyentana telah meninggalkan keluarganya dengan kondisi ekonomi keluarga yang sangat memprihatinkan.
Seorang jemi telah menjaga ibunya, mengganti sebuah posisi dari ayah dan saudara laki-lakinya. Namun, sangat disayangkan ibunya telah di diagnosis dengan diabetes yang kronis, dan kondisinya makin memburuk seiring berjalannya hari. Terakhir kali kami mengunjungi Jemi, ibunya sudah kehilangan pengelihatannya.
Jemi memiliki minat yang tinggi tentang bekerja di industry kuliner. Namun melihat kondisi jemi yang baru saja lulus dari sekolah menengah dan sangat sulit untuk mengenyam pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan di Sulawesi, pengalaman jemi bagaimana dia hdup dengan budaya yang berbeda dan memahami bahwa hidup itu bisa menjadi berbeda. Jemi merupakan anak muda yang memiliki mimpi untuk menekuni dan menjalankan bisnis kuliner suatu hari nanti. Seperti apa yang dia ucapkan “saya dan ibu saya merasakan kondisi hidup yang pahit setiap hari selama bertahun-tahun, maka saya berhak untuk mengubahnya”.
Selamat berjuang Jemi!