Kurikulum yang digunakan oleh Amisewaka-DLCC menggunakan pendekatan holistik yang dirancang untuk memberi keterampilan hidup dan pelatihan yang dibutuhkan oleh siswa untuk mendapatkan pekerjaan. Pendekatan ini diterapkan dari awal pelatihan dan dilanjutkan pada program magang di Industri. Elemen kunci dari pendekatan holistik ini adalah Monitoring dan Evaluasi (MonEv). Peserta didik kami, Bayu Negara, telah merasakan manfaat dari pendekatan ini.
Seluruh Lembaga Pelatihan Kerja di Indonesia berkewajiban untuk melakukan Monitoring dan Evaluasi kepada peserta didik/siswa minimal satu kali selama enam bulan masa pelatihan di industri dengan tujuan memantau perkembangan peserta didik. Instruktur/tim monitoring mengunjungi hotel atau restoran di mana siswa melakukan program magang, bertemu dengan Chef dan Kepala SDM, serta siswa, untuk memastikan kemajuan siswa selama masa magang, dan memberikan solusi untuk masalah-masalah yang muncul.
Dikarenakan Amisewaka-DLCC merupakan satu-satunya Lembaga pelatihan kerja yang memberikan subsidi siswa, kami merasa perlu untuk melakukan MonEv tiga kali selama enam bulan. Ini adalah kali pertama bagi sebagian besar siswa kami untuk tinggal di luar desa, dan bekerja di industri perhotelan. Berbagai hal seperti perasaan kesepian dan keinginan untuk menyerah dapat saja dengan mudah muncul dalam pikiran siswa, dan jika mereka tahu bahwa kami menjaga kesejahteraan mereka, kami harap kami dapat mencegah terjadinya kendala sejak dini. Selain itu, orang tua mereka juga tidak memiliki pengalaman di “dunia luar”. Kami di Amisewaka-DLCC merasa kami adalah orang tua pengganti mereka dan sangat perlu rasanya menjaga mereka (tidak dalam pengertian memanjakan). Kami memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan emosional yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan pelatihan mereka secara efektif.
Dari foto di atas dapat dilihat Manajer Kesiswaan dan bagian umum, Ketut Sriawan, bersama siswa atas nama Bayu Negara di Bali Dynasty Hotel, sebuah hotel bintang lima di Kuta, Bali Selatan. Bayu adalah seorang pemuda pendiam, santun dan disiplin. Di hotel, dia berada di bagian depan restoran utama dan sudah dipercaya untuk membuat beberapa masakan Indonesia sendiri hanya dalam waktu enam minggu.
Bayu dari desa Bondalem, 15 menit ke arah barat dari Desa Les. Dia berasal dari keluarga dengan tiga saudara kandung; dia adalah yang tertua. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, namun karena sakit terpaksa harus berhenti. Setelah lulus SMA, Bayu bekerja sebagai buruh bangunan untuk membantu keluarganya. Rumah mereka dibangun oleh pemerintah sebagai bagian dari program pengentasan kemiskinan nasional Indonesia. Dapat dilihat rumah dari Bayu Negara dalam foto bersama ayah dan adik bungsunya.
Bayu, berkat dedikasinya terhadap pekerjaan dan keluarganya, kami yakini akan menjadi chef yang sukses dan bisa membantu keluarganya. Pendekatan holistik dalam bentuk MonEv memastikan bahwa dia berhasil menyelesaikan pelatihannya.
