Ketut Kasihini, adalah ibu yang bangga kepada anaknya Kadek Yoga Mahardika, salah satu siswa di Amisewaka. Hanya setelah beberapa bulan belajar di Amisewaka Desa Les Community Center, ayah Kadek meninggal dunia. Ketut satu-satunya orang yang harus mengambil peran sebagai pencari nafkah dan pendukung emosional untuk anak-anaknya sejak menjadi janda, dengan dukungan penuh dari putranya.
Dalam masyarakat yang patrilineal dan patriarkal, perempuan dengan status janda seringkali terdiskriminasi dan kehilangan hak-hak atau kebebasan mereka. Ketut sangat bersyukur atas kerja keras dan dedikasi Kadek serta bangga atas prestasinya. Ibu Ketut mengatakan bahwa kemampuan dan keterampilan Kadek telah meningkat pesat jika dibandingkan dengan saat dulu berada di sekolah menengah. Sebagai bagian dari pelatihannya, dia saat ini bekerja di sebuah hotel di Denpasar, ibu kota Bali.
Sebagai anak sulung dalam keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, Kadek merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya dan membanggakan ibunya. Meski sudah terbiasa dengan kesibukan kerja, kenangan tentang ayahnya terkadang muncul dan membuatnya menangis.
Meski sedih, Kadek tetap bertekad untuk melanjutkan kuliah di Amisewaka-DLCC, dan bekerja di hotel di Denpasar. Para atasan di hotel terkesan dengan kinerjanya dan mungkin memintanya untuk terus bekerja setelah menyelesaikan studinya.
Kisah Kadek adalah salah satu bukti ketangguhan dan tekad dalam menghadapi kesulitan. Dia adalah contoh cemerlang tentang bagaimana kerja keras dan ketekunan dapat menghasilkan kesuksesan, bahkan di tengah kesedihan dan tantangan yang harus dia hadapi.
Amisewaka terus memberikan harapan dengan memberikan manfaat bagi kehidupan melalui pendidikan.